Perilaku Konsumen
Pengertian
Perilaku Konsumen
Para ahli berpendapat mengenai definisi perilaku konsumen, sebagai
berikut :
1.
Gerald Zaldman dan
Melanie Wallendorf (1979 : 6), menjelaskan bahwa :
Perilaku
konsumen adalah tindakan-tindakan, proses, dan hubungan sosial yang dilakukan
individu, kelompok, dan organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk
atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamannya dengan produk, pelayanan,
dan sumber-sumber lainya.
2.
James F. Engel, et.al
(1968 : 8) berpendapat bahwa :
Perilaku
konsumen didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung
terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis
termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan
tindakan-tindakan tersebut.
3.
Menurut Hawkins, Best, dan Coney
(2001)
Perilaku
konsumen adalah studi mengenai individu, kelompok atau organisasi dan proses
dimana mereka menyeleksi, menggunakan dan membuang produk, layanan, pengalaman
atau ide untuk memuaskan kebutuhan dan dampak dari proses tersebut pada
konsumen dan masyarakat.
Manfaat mempelajari Perilaku Konsumen
Mempelajari perilaku konsumen dan proses konsumsi yang
dilakukan oleh konsumen memberikan beberapa manfaat. Mowen (1995) mengemukakan
manfaat yang bisa diperoleh sebagai berikut :
1.
Membantu para manajer dalam
pengambilan keputusan.
2.
Memberikan pengetahuan kepada para
penelitipemasaran dengan dasar pengetahuan analisis konsumen.
3.
Membantu legislator dan regulator
dalam menciptakan hukum dan peraturan yang berkaitan dengan pembelian dan
penjualan barang dan jasa.
4.
Membantu konsumen dalam pembuatan
keputusan pembelian yang lebih baik.
Ruang
Lingkup Perilaku Konsumen
Ruang lingkup kajian perilaku konsumen yang yang terdiri atas :
1. Tingkatan unit analisis yang terdiri atas :
a. Masyarakat
b. Segmen Pasar
c. Organisasi
d. Individu
2. Arah kajian perilau konsumen terdiri atas :
a. Kajian Perilaku Konsumen
yang digunakan sebagai dasar pengembangan strategi pemasaran. Dalam penerapan
lebih lanjut kajian ini membutuhkan alat analisis salah satuya berupa SWOT yang
dikaitkan pula dengan bidang ilmu lainnya seperti manajemen , manajemen strategi,
pemasaran hasil pertanian dan lain sebagainya.
Kajian Perilaku Konsumen Strategi pemasaran
b. Evaluasi strategi pemasaran yang sudah dimiliki
perusahaan/organisasi dikaitkan dengan kajian perilaku konsumen sehingga
perusahaan dapat terus meningkatkan kinerjanya dimata konsumen.
Strategi Pemasaran Kajian Perilaku konsumen
c. Gabungan dari arah kajian (a) dan (b).
Kajian Perilaku Konsumen Strategi pemasaranKajian Perilaku
konsumen
Arah Kajian Perilaku
Konsumen yaitu proses yang dilakukan konsumen baik individu maupun
organisasi dalam rangka mendapatkan suatu produk yang melalui tahapan kognisi
dan afeksi (yang disebut penulis sebagai aspek internal) dan aspek eksternal
(pengaruh rumah tangga, kelompok referensi budaya, kelas sosial) yang berakibat
kosumen melakukan tindakan apakah akan membeli atau tidak membeli suatu produk,
sekaligus tindakan setelah pembelian produk tersebut. Arah Kajian Perilaku
Konsumen tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan maupun mengevaluasi
strategi pemasaran. Pengembangan strategi pemasaran dapat dilakukan oleh
perusahaan, pemerintah, organisasi nirlaba, partai politik dan lain sebagainya,
sedangkan evaluasinya dapat digunakan untuk implikasi kebijakan public,
pendidikan konsumen dan kesempurnaan strategi pemasaran.
Model Perilaku Konsumen
Dalam bukunya Anwar
Mangkunegara (2002), menggambarkan beberapa model perilaku konsumen dari
berbagai ahli, yang dapat diartikan sebagai kerangka kerja atau alur yang
mewakili apa yang diinginkan konsumen dalam mengambil keputusan membeli. Atau
model perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai skema yang disederhanakan
untuk menggambarkan aktivitas-aktivitas konsumen.
Fungsi dari model perilaku konsumen adalah :
1. Deskriptif, yaitu fungsi yang berhubungan dengan
pendalaman mengenai langkah-langkah yang diambil dalam memutuskan suatu
penelitian membeli.
2. Prediksi, yaitu meramalkan kejadian-kejadian dari
aktivitas konsumen pada waktu yang akan datang.
3. Explanation, yaitu mempelajari sebab-sebab dari beberapa
aktivitas pembelian.
4. Pengendalian, yaitu mempengaruhi dan mengendalikan
aktivitas-aktivitas konsumen pada masa yang akan datang.
Macam-macam model perilaku konsumen yang sebagian diadaptasi dari
Anwar Mangkunegara (2002), adalah :
1. The Howard and Sheth Model of Buyer Behavior
Model ini menunjukkan suatu proses dan variabel yang mempengaruhi
perilaku konsumen sebelum dan sesudah terjadinya pembelian. Ada tiga variabel
utama dalam model ini yaitu persepsi, belajar dan sikap. Tujuan model ini
adalah untuk menjelaskan bagaimana konsumen membandingkan dan memilih satu
produk yang sesuai dengan kebutuhannya.
2. Model Perilaku Konsumen Industri dari Sheth
Model ini merupakan pengembangan terhadap model perilaku konsumen
dari Howard dan Sheth. Model ini merupakan model asli yang diimplikasikan untuk
kelompok pembuat keputusan membeli dalam suatu organisasi. Sheth memberikan
beberapa perhatian terhadap ketentuan bilamana keputusan membeli dilakukan
bersama. Menurut Sheth, keputusan bersama lebih disukai apabila : (a) ada
resiko yang cukup berat, (b) pemakaian modal lebih besar daripada pembelian
rutin, (c) desakan waktu yang rendah, d) organisasi yang besar, (e) organisasi
yang didesentralisasi.
3. Model Perilaku Konsumen Industri dari Engel, Kollat dan
Blackwell
Model ini menerangkan komponen dasar model EKB adalah stimulus,
proses informasi, proses pengambilan keputusan, variabel proses pengambilan
keputusan dan pengaruh lingkungan eksternal.
Pembelajaran Konsumen
Pembelajaran konsumen
adalah suatu proses belajar yang dialami konsumen baik itu dari pengalaman
penggunaan suatu produk/jasa maupun hasil pemahaman si konsumen dari suatu
media ( cetak ; elektronik seperti TV, Radio, Internet, dsb ) sehingga terjadi
perubahan persepsi yang berujung pada tindakan konsumen. Pada bagian ini akan
dikaji pula jenis-jenis proses belajar yang terdiri dari proses belajar
kognitif dan proses belajar perilaku.
Proses belajar adalah
salah satu tahapan penting yang dilalui konsumen secara sadar maupun tidak
sadar, dengan adanya pembelajaran konsumen tersebut maka pemasar perlu memahami
bagaimana, kapan, dimana, dalam kondisi apa, konsumen itu mengalami proses
belajar. Pengalaman dalam mengkonsumsi atau menggunakan suatu produk pun menjadi
salah satu proses pembelajaran konsumen, apakah nantinya mengkonsumsi lagi,
atau mengurangi pengkonsumsian atau bahkan tidak akan memakai produk itu lagi,
semua akan terekam dalam ingatan konsumen.
Ada tiga konsep utama
yang diturunkan dari proses belajar classical conditioning yaitu:
pengulangan, generalisasi stimulus dan diskriminasi stimulus. Pengulangan
adalah proses menyampaikan pesan kepada konsumen berulangkali dengan frekuensi
yang berkali-kali. Generalisasi stimulus merupakan proses belajar konsumen
karena konsumen mampu melakukan generalisasi terhadap stimulus yang
diterimanya. Pemahaman generalisasi stimulus diterapkan dalam pemasaran untuk
membuat merk dan kemasan, antara lain:
1. Perluasan lini produk (product line extension)
2. Menambah produk baru yang terkait atau sejenis kepada produk
lama dengan merk yang ternama.
3.
Merek keluarga (family branding)
4. Memberikan merk yang sama kepada semua lini produk yang
dihasilkan.
5. Me-too
Product (Look-Alike Packaging)
6. Produk beredar di pasar memiliki kemasan yang mirip satu dengan
yang lainnya (warna, bentuk, symbol,logo) Satu merk menjadi pemimpin pasar,
sedangkan yang lainnya adalah follower.
7. Similar
Name
8. Produk ditiru tidak saja kemasan yang mirip tetapi juga merk
yang mirip.
9.
Licensing
10. Praktek pemberian merk dengan menggunakan nama-nama
selebritis, nama desainer, nama produsen, firm, tokoh-tokoh film.
11. Generalisasi situasi pemakaian
12. Konsumen diharap dapat mengambil kesimpulan yang sama dari
berbagai stimulus yang relative berbeda.
13. Sedangkan diskriminasi stimulus adalah lawan kata dari
generalisasi stimulus, artinya konsumen mampu memberikan kesimpulan terhadap
stimulus yang diberikan produsen, apakah ada perbedaan atau cirri khas berbeda
dengan produk pesaing. Produsen menggunakan proses belajar konsumen secara
diskriminasi stimulus ini sebagai tindakan melakukan positioning dan
differentiation produk.
Pengolahan Informasi dan Persepsi Konsumen
Pengolahan informasi dan
persepsi konsumen adalah salah satu tahapan dalam proses kognisi yang dilalui
konsumen, dimulai dari semua stimulus diterima hingga stimulus tersebut
dimasukan ke dalam memory dan dapat dipergunakan kembali untuk memberikan gambaran/persepsi
yang lebih baik mengenai suatu produk/jasa kepada konsumen. Bagian ini lebih
lanjut akan dibahas lebih rinci mengenai tahapan proses informasi mulai dari pemaparan,
perhatian, pemahaman, penerimaan dan retensi.
Proses informasi
tercipta pada saat produsen. Memberikan suatu stimulus berupa pemaparan
(exposure), bila pemaparan tersebut menarik minat konsumen maka konsumen akan
memperhatikan, bila konsumen ingin menafsirkan stimulus tersebut, maka konsumen
akan masuk pada tahap pemahaman, dilanjutkan dengan tahap penerimaan dan
kemudian retensi. Apa yang didengar oleh telinga, apa yang dilihat oleh mata
dan apa yang dicium oleh hidung, itulah yang disebut dengan stimulus. Tidak
semua stimulus tersebut semua kita ingat dan simpan dalam ingatan kita, karena
kita sebagai konsumen melakukan proses pengolahan informasi. Stimulus bisa
berbentuk produk, nama merk, kemasan, iklan, nama produsen.
Engel, Blackwell and Miniard (1995) dalam Sumarwan (2004)
menyatakan ada 5 tahap pengolahan informasi yaitu :
1. Pemaparan (exposure) merupakan pemaparan stimulus, yang
menyebabkan konsumen menyadari stimulus tersebut melalui pancainderanya.
2. Perhatian (attention) merupakan kapasitas pengolahan
yang dialokasikan konsumen terhadap stimulus yang masuk.
3. Pemahaman (comprehension) merupakan interpretasi
terhadap makna stimulus.
4. Penerimaan (acceptance) merupakan dampak persuasive
stimulus kepada konsumen.
5. Retensi merupakan pengalihan makna stimulus & persuasi ke
ingatan jangka panjang.
Proses Keputusan Pembelian
Keputusan membeli atau mengkonsumsi suatu produk dengan
merk tertentu akan diawali oleh langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Pengenalan kebutuhan
2.
Pencarian informasi
3.
Evaluasi alternatif
4.
Tindakan pembelian
5.
Pasca Konsumsi
Referensi
Rini Dwiastuti, Agustina Shinta, dan Riyanti Isaskar.
2012. Ilmu Perilaku Konsumen. UB Press. Malang.