Ketika bergumpalnya awan mendung
Yang menggantung di langit biru,
Seakan pertanda hujan
lebat tanpa kelembutan
dan lengkingan Guntur menakutkan mengancam bumi
disebuah sudut sehelai daun kering berdo’a :
Janganku suaraku, ya 'Aziz
Sedangkan firmanMupun diabaikan
Jangankan ucapanku, ya Qawiy
Sedangkan ayatMupun disepelekan
Jangankan cintaku, ya Dzul Quwwah
Sedangkan kasih sayangMupun dibuang
Jangankan sapaanku, ya Matin
Sedangkan solusi tawaranMupun diremehkan
Betapa naifnya harapanku untuk diterima oleh mereka
Sedangkan jasa penciptaanMupun dihapus
Betapa lucunya dambaanku untuk didengarkan oleh mereka
Sedangkan kitabMu diingkari oleh seribu peradaban
Betapa tidak wajar aku merasa berhak untuk mereka
hormati
Sedangkan rahman rahimMu diingat hanya sangat sesekali
Betapa tak masuk akal keinginanku untuk tak mereka sakiti
Sedangkan kekasihMu Muhammad dilempar batu
Sedangkan IbrahimMu dibakar
Sedangkan YunusMu dicampakkan ke laut
Sedangkan NuhMu dibiarkan kesepian
Akan tetapi wahai Qadir Muqtadir
Wahai Jabbar Mutakabbir
Engkau Maha Agung dan aku kerdil
Engkau Maha Dahsyat dan aku picisan
Engkau Maha Kuat dan aku lemah
Engkau Maha Kaya dan aku papa
Engkau Maha Suci dan aku kumuh
Engkau Maha Tinggi dan aku rendah serendah-rendahnya
Akan tetapi wahai Qahir wahai Qahhar
Rasul kekasihMu ma’shum dan aku bergelimang dosa
Nabi utusanmu terpelihara sedangkan aku terjerembab nista
Wahai Mannan wahai Karim
Wahai Fattah wahai Halim
Aku setitik debu namun bersujud kepadaMu
Aku sehelai daun kering namun bertasbih kepadaMu
Aku budak yang kesepian namun yakin pada kasih sayang
dan pembelaanMu
********************
Kita
merindukan sebuah dunia yang awan dan lautnya
Berpandang-pandangan
dan saling bertukar cahaya
Kita
merindukan sebuah dunia yang pepohonan dan buminya
Tak
putus-putus mengirim dan menerima
Kita
merindukan sebuah dunia yang gunung dan bukitnya
Sambung-menyambung,
menurun mendaki dan merata
Kita merindukan sebuah dunia dengan ikan, unggas,
serngga
Manusia dan lingkungan semesta ramah bertegur sapa
Sebuah dunia dengan rambut kelp keriting, beralun dan
biasa saja
Dengan kulit hitam, cokelat, putih dan berbagai warna
diantaranya
Dengan aksen, dialeg, dan bahasa begitu banyaknya
Dengan sifat, tingkah dan perilaku tak terduga
Dengan sejarah panjang yang dijalani dn dituliskannya
Antara
pertengkran dan bersalaman, antara perang dan damainya.
Bilamana
akan habis dan berakhirnya
Kita
merindukan dunia fana yang mengalir beralun kea lam baka
Dn
kita bertanya bagaimana kita berangkat ke sana
Reff…………
·
Dideklamasikan
pada acara meet and greet bersama mahasiswa UNISSA Brunei Darussalam.
Sajak-sajak Taufiq Ismail dan Emha Ainun Nadjib gubahan Ahmad Salim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar