Sabtu, 29 Desember 2012

DOA SEHELAI DAUN KERING*


Ketika bergumpalnya awan mendung
Yang menggantung di langit biru,
Seakan pertanda hujan  lebat tanpa kelembutan
dan lengkingan Guntur menakutkan mengancam bumi
disebuah sudut sehelai daun kering berdo’a :

Janganku suaraku, ya 'Aziz
Sedangkan firmanMupun diabaikan
Jangankan ucapanku, ya Qawiy
Sedangkan ayatMupun disepelekan
Jangankan cintaku, ya Dzul Quwwah
Sedangkan kasih sayangMupun dibuang
Jangankan sapaanku, ya Matin
Sedangkan solusi tawaranMupun diremehkan

Betapa naifnya harapanku untuk diterima oleh mereka
Sedangkan jasa penciptaanMupun dihapus
Betapa lucunya dambaanku untuk didengarkan oleh mereka
Sedangkan kitabMu diingkari oleh seribu peradaban
Betapa tidak wajar aku merasa berhak untuk mereka hormati
Sedangkan rahman rahimMu diingat hanya sangat sesekali

Betapa tak masuk akal keinginanku untuk tak mereka sakiti
Sedangkan kekasihMu Muhammad dilempar batu
Sedangkan IbrahimMu dibakar
Sedangkan YunusMu dicampakkan ke laut
Sedangkan NuhMu dibiarkan kesepian

Akan tetapi wahai Qadir Muqtadir
Wahai Jabbar Mutakabbir
Engkau Maha Agung dan aku kerdil
Engkau Maha Dahsyat dan aku picisan
Engkau Maha Kuat dan aku lemah
Engkau Maha Kaya dan aku papa
Engkau Maha Suci dan aku kumuh
Engkau Maha Tinggi dan aku rendah serendah-rendahnya


Akan tetapi wahai Qahir wahai Qahhar
Rasul kekasihMu ma’shum dan aku bergelimang dosa
Nabi utusanmu terpelihara sedangkan aku terjerembab nista
Wahai Mannan wahai Karim
Wahai Fattah wahai Halim
Aku setitik debu namun bersujud kepadaMu
Aku sehelai daun kering namun bertasbih kepadaMu
Aku budak yang kesepian namun yakin pada kasih sayang dan pembelaanMu

********************
Kita merindukan sebuah dunia yang awan dan lautnya
Berpandang-pandangan dan saling bertukar cahaya
Kita merindukan sebuah dunia yang pepohonan dan buminya
Tak putus-putus mengirim dan menerima
Kita merindukan sebuah dunia yang gunung dan bukitnya
Sambung-menyambung, menurun mendaki dan merata

Kita merindukan sebuah dunia dengan ikan, unggas, serngga
Manusia dan lingkungan semesta ramah bertegur sapa
Sebuah dunia dengan rambut kelp keriting, beralun dan biasa saja
Dengan kulit hitam, cokelat, putih dan berbagai warna diantaranya
Dengan aksen, dialeg, dan bahasa begitu banyaknya
Dengan sifat, tingkah dan perilaku tak terduga
Dengan sejarah panjang yang dijalani dn dituliskannya

Antara pertengkran dan bersalaman, antara perang dan damainya.
Bilamana akan habis dan berakhirnya
Kita merindukan dunia fana yang mengalir beralun kea lam baka
Dn kita bertanya bagaimana kita berangkat ke sana

Reff…………

·         Dideklamasikan pada acara meet and greet bersama mahasiswa UNISSA Brunei Darussalam. Sajak-sajak Taufiq Ismail dan Emha Ainun Nadjib gubahan Ahmad Salim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar