Rabu, 04 Januari 2012

MANUSIA DAN HARAPAN


A. PENGERTIAN HARAPAN
Harapan berasal dan kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan. Harapan tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.


B. APA SEBABNYA MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup. Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Karena pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan
manusia itu ialah :
a.       kelangsungan hidup (survival)
b.      keamanan (safety)
c.       hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d.      diakui lingkungan (status)
e.       perwujudan cita-cita (self actualization)

C. PENGERTIAN DO’A
Kata DO'A berasal dari bahasa arab, yaitu sebagai masdar (kata asal) dari kata kerja DA'AA-YAD'UU yang artinya meminta, memohon, memanggi, dll. Jadi do'a itu adalah suatu bentuk permintaan, permohonan atau panggilan kepada Sang Pencipta. Sedangkan menurut istilahnya, do'a itu berarti memohon kepada Tuhan dengan cara-cara tertentu.


D. KEPERCAYAAN
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Maka jelaslah bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran.

Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan - langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak beragama menurut keyakinan. Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu.


E. KEPERCAYAAN DAN USAHA UNTUK MENINGKATKANNYA
Kepercayaan dapat dibedakan atas:
1.  Kepercayaan pada diri sendiri
Percaya pada diri sendiri menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
2.  Kepercayaan pada orang lain
Kepercayaan pada orang lain sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenaran. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya.
3.  Kepercayaan pada pemerintah
Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah negara. Satu-satunya realitas adalah negara. Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter. Karena itu wajarlah kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah.
4.  Kepercayaan pada Tuhan
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya.  Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu antara lain:
a.    meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah
b.    meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat
c.    meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dll.
d.    mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan
e.    menekan perasaan negatif seperti, dengki, fitnah, dan sebagainya


KESIMPULAN
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Namun, setiap harapan tersebut harus diiringi dengan doa dan usaha. Tanpa keduanya, harapan tidak akan tercapai. Setelah melakukan keduanya, kita sebagai manusia hanya bias pasrah dan percaya kepada Tuhan Sang Pencipta dan diri kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar