Ø Teori Ekonomi Mikro
Menurut teori ini keputusan membeli
merupakan hasil perhitungan ekonomisalnya rasional yang sadar. Pembeli akan
berusaha malkukan pembelian barang-barang yang akan memberikan kegunaan atau
memberikan kepuasan yang paling banyak sesuai dengan keinginannya dan
harga-harga relatif.
Teori ekonomi mikro ini dikembangkan
oleh beberapa ahli diantaranya Adam Smith yang mengembangkan suatu doktrin
pertumbuhan ekonomi yang didasakan atas prinsip bahwa manusia dalam segala
tindakanya didorong oleh kepentinganya sendiri. Jeremy Bentham mengemukakan
bahwa manusia adalah makluk yang mempertimbangkan untung rugi dalam segala
tindakanya.
Alfred Marshall menyempurnakan teori ini
menjadi teori yang sekarang dikenal dengan teori kepuasan modern. Menurut teori
ini setiap konsumen akan berusaha mendapakan kepuasan maksimal, dan konsumen
akan meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk bila ia mendapatkan kepuasan
dari produk yang sama yang telah dikonsumsinya, dimana kepuasan yang didapakan
sebanding atau lebih besar dengan marginal utility yang diturunkan dari
pengeluaran yang sama untuk beberapa produk lain melalui perhitungan yang
cermat terhadap konsekwensi pembelian.
Asumsi dari teori ini adalah :
a.
konsumen selalu mencoba memaksimumkan kepuasannya dlm batas-batas kemampuan
finansialnya.
b.
konsumen mempunyai pengetahuan tentang beberapa alternatif sumber untuk
memuaskan kebutuhannya.
c.
konsumen selalu bertindak rasional.
Teori ini umumnya ditolak karena kenyataanya tidak ada orang yang
sebelum membeli barang tertentu terlebih dahulu menghitung teliti marginal
utility barang tersebut dan membandingkanya dengan marginal utility dengan
barang lain. Teori ini hanya memasukkan faktor ekonomi sebgai variabel
pembentuk perilaku sedangkan faktor-faktor lain yang sebenarnya turut membentuk
perilaku tidak dimasukkan dalam teori ini.
Ø Teori Psikologis
Teori psikologi mendasarkan diri pada
faktor-faktor psikologis individu yang selalu dipengaruhi oleh
kekuatan-kekuatan lingkungan. Perilaku manusia sangat komplek karena proses
mental tidak dapat diamati secara langsung. Model dasar dalam mempelajari
manusia dapat digambarkan sebagai berikut:
Stimuli atau rangsangan-rangsangan yang
dapat ditangkap dengan panca indaria merupakan input yang akan diproses oleh
proses mental sehingga menghasilkan output berupa perilaku. Proses mental
merupakan sebuh proses yang sangat komplek sehingga sulit digambarkan oleh
karenanya sering disebut sebagai black box.
a.
Teori Belajar.
Teori belajar dikembangkan dari berbagai
percobaan pada sejumlah binatang yang dilakukan oleh ahli-ahli psikologi
seperti Ivan Pavlov, Skinner dan Hull. Teori ini didasarkan atas empat komponen
pokok yi: (1) drive (dorongan), (2) cue (petunjuk), (3) respon (tanggapan),
(4) reinforcement (penguat).
Drive (kebutuhan/motif) adalah stimuli (rangsangan) kuat dalam
diri seseorang yang memaksanya untuk bertindak. Drive dpt dibedakan mjd
dorongan yang bersifat fisiologis seperti; lapar, haus, seks, dan dorongan yang
bersifat hasil proses belajar (learning dariive) misalnya; takut, senang
dan sebagainya.
Cue merupakan stimuli yang lebih lemah, yang menentukan kapan,
dimana, dan bgm tanggapan subyek.
Respon merupakan reaksi seseorang
terhadap berbagai petunjuk. Reinforcement terjadi bila perilaku individu
terbukti dapat menghasilkan kepuasan. Perilaku individu akan terulang bila
reinforcement positif dan tidak terulang jika negatif. Untuk memperjelas konsep
diatas akan diberikan ilustrasi sbg. Anton seorang wisatawan dari Medan sedang
berkeliling kota Jogja. Ia mengendarai mobil sewaan sambil mendengarkan musik
dari radio. Karena dari pagi tadi belum makan sekarang ia merasa lapar (dariive).
Ia mendengar berbagai informasi tentang rumah makan yang ada di Yogyakarta dari
radio (clue) ketika melintas di Jl. Janti ia melihat baleho “Ayam Goreng
Suharti” (clue) yang mengarahkan ia untuk makan disitu. Dengan
mempertimbangkan informasi dari radio dan baleho yang ia lihat akirnya ia
memutuskan untuk makan di RM Ayam Goreng Suharti (respon). Selesai makan
ia merasa bahwa menunya sangat lezat (reinforcement positif) ia berfikir
kalau ke Jogja lagi akan menyempatkan diri mampir ke rumah makan tersebut.
Setelah itu ia memanggil pelayan untuk minta bon, ia sedikit kaget karena ia
merasa harganya cukup mahal (reinforcement negatif) yang akhirnya ia
harus berfikir dua kali kalau mau makan di rumah makan itu lagi.
Beberapa teori yang dapat menjelaskan penafsiran dan peramalan
proses bejar konsumen adalah:
1) Stimulus Response Theory (Teori rangsangan - tanggapan)
Menurut
teori ini proses belajar merupakan suatu tanggapan dari seseorang (binatang)
terhadap suatu rangsangan yang dihadapinya. Sebuah percobaan dilakukan terhadap
seekor anjing dengan memeberikan rangsangan. Jika anjing memberikan respon yang
benar sesuai yang dikehendaki makan diberi hadiah berupa daging, jika tangapan
salah maka diberi hukuman yaitu dipukul. Rangsangan tersebut diulang-ulang
sampai mendapatkan respon yang sama secara terus menerus. Akhirnya ketika
muncul rangsangan yang sama anjing tersebut memberikan respon yang sama
meskipun tidak diberi hadiah. Dengan demikian disini terdapat perilaku yang
dipelajari (leanerd behavior).
Watson
menerapkan teori ini pada bidang periklanan. Ia berpendapat untuk mendapatkan tanggapan
dari konsumen perlu mengadakan iklan terus menerus agar; (1) konsumen tidak
lupa, (2) memperkuat tanggapan.
2) Cognitive Theory (Teori Kesadaran)
Teori S – R
menyatakan bahwa perilaku merupakan respon positif atau negatif, dan tidak ada variabel-variabel
lain yang turut mempengaruhinya. Dalam teori kesadaran proses belajar
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti:
1.
sikap
2.
keyakinan
3.
pengalaman masa lalu
4.
kesadaran mengenai bgm memanfaatkan suatu keadaan untuk mencapai tujuan.
Teori
kesadaran lebih menekankan pada proses pemikiran seseorang yang sangat
menentukan pola perilakunya.
3) Gestalt
dan Field Theory (Teori Bentuk dan Bidang)
Gestalt (Jerman) berarti
pola, bentuk, ujud. Teori ini memandang proses belajar dan perilaku scr
keseluruhan. Teor i ini didasarkan pada percobaan-2 yang membuktikan bhw
rangsangan individual diterima dan diartikan berdasarkan pengalaman masa lalu.
Proses pengamatan, pengalaman masa lalu, dan pengarahan tujuan merupakan
variabel penentu perilaku.
Kurt Lewin
menyempurnakan gestalt theory, ia mengemukakan field teory. Field
teory mengemukakan bahwa perilaku scr umum adalah hasil interaksi yang
nampak antara individu dan lingkungan psikologis. Lingkungan psikologis adalah
bagian dari ruang hidup. Tekanan dari teori ini adalah pentingnya interaksi
manusia dgn ruang hidupnya, atu dgn lingkungan psikologisnya yang dpt
mempengaruhi perilaku dan memuaskan kebutuhanya. Rangsangan akan diterjemahkan
berdasarkan lingkungan psikologisnya. Misalnya dalam iklan obat aktor iklan
berpakaian putih (seperti pakaian
dokter) maka seseorang akan cenderung menterjemahkan bahwa aktornya adalah
seorang dokter.
Ø Teori Sosiologi
Teori ini disebut juga psikologi sosial.
Teori ini menitikberatkan pada hubungan dan pengaruh antara individu-2 yang
dikaitkan dgn perilaku mereka, jadi lebih mengutamakan perilaku klp. Teori ini
memandang manusia sebagai social animal yang menyesuaikan diri dengan
bentuk kultur lingkungan hidupnya. Keinginan dan perilaku seseorang sebagian
besar ditentukan oleh lingkungan sosial dimana seseorang menjadi anggotanya.
Teori sosiologis mengarahkan analisa perilaku pada kegiatan-2 klp, seperti
keluarga, teman sekerja, dan sebagainya.
Ø
Teori
Antropologi
Teori ini menekankan bahwa
sikap dan perilaku manusia dipengaruhi berbagai kelompok masyarakan yg besar
spt; kultur, subkultur, dan kelas-2 sosial. Faktor-faktor tersebut memainkan
pernan yang amat penting dalam pembentukan sikap dan menentukan nilai-nilai
yang akan dianut dimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilakunya.
Referensi
Iswardono.
Teori Ekonomi Mikro. Seri Diktat Kuliah. Penerbit Gunadarma
Dwiastuti,
Rini. Agustina Shinta. Riyanti Isaskar. 2012. Teori Perilaku Konsumen.
Malang. UB Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar